Aku, Pemujamu, Merindumu.


Aku. Aku hanyalah seorang penghitung rindu dari perubahan detik, menit, jam hingga hari. Kamu. Kamu adalah alasan dari semuanya. Kamu hanya menjadi tuan dari semua rindu yang aku rasakan. Tiap malam, tiap hari.

Namun apakah kamu tahu? sedikit dari jiwaku rapuh jika candu rinduku yang kunjung temu. 

Sederhana, hujan selalu datang beriring bersama kenangan. Bersama kerinduan. Walau petir selalu mengaburkan, rinduku tetap menggenang.

Kamu, lihatlah aku yang sengsara akan kekagumanmu. Yang merasa sengsara saat menyadari bahwa aku tidak bisa bersamamu walau hanya di sampingmu.

Aku hanya rangkaian bunga sepatu yang tertata rapi di taman. Berusaha untuk nampak lebih indah, namun di seberang sana ada bunga mawar merah segar merona.
Aku bukan apa-apa.
Aku hanya pemuja. 
Aku hanya bisa menikmati kebahagianmu dari kejauhan. 
Tanpa ada kata "Kita"

Tapi..

Akulah orang yang selalu mendoakan dari pagi dan malamku.
Akulah orang yang tersenyum saat kamu menemukan sedikit kebahagian.
Akulah orang yang akan selalu memujamu tanpa jemu.
Akulah orang yang senang menyiksa diri hanya untuk sekedar memujamu.

Namun, biarkanlah aku begini. 
Menjadi orang yang hanya sekedar memujamu, 
dalam diam.

5 komentar

  1. biar rindu ini terbungkus rapi dalam keheningan, tapi tak membuat maknanya memudar :)

    BalasHapus
  2. memuja dalam diam akan sampai kapan? kapan perasaan tersampaikan? nyamankan hanya dipendam? mari ungkapkan meski tak semudah yang dikatakan /halah/

    BalasHapus
  3. idih pemuja rahasia....
    apa enaknya bro?

    BalasHapus
  4. kita sama broo,. pemuja rahasiaa... *setel pemuja rahasia seila on 7* :v

    BalasHapus
  5. Memuja dalam diam, aku suka itu. Itu aku.

    BalasHapus

Terima kasih sudah membaca tulisannya. Silakan beri komentar yang sopan dan tidak mengandung SARA. Jangan lupa mampir lagi ke sini. Hatur nuhun