Berkarya dari Distraksi

Nggak enaknya jadi orang yang gampang terdistraksi itu adalah sulitnya untuk bisa fokus terhadap sesuatu yang memang butuh fokus banget untuk mengerjakannya. Tapi, enaknya jadi orang yang gampang terdiktrasi adalah mudahnya untuk bisa menjadikan apa yang membuat terdiktrasi itu menjadi sesuatu.

Gue pribadi termasuk orang yang gampang terdistraksi, tapi nggak dapet enaknya, karena gue nggak bisa menjadikannya sesuatu. Cuma bisa ngomel-ngomel kayak gini doangan.

Mungkin yang seharusnya gue lakukan supaya menjadikan itu sesuatu yaitu harus lebih jeli lagi supaya bisa ngulik dan menjadikannya sesuatu. Misalnya, gue sedang menulis untuk project yang besar di sebuah kafé yang juga besar namun berisik. Anggap saja sudah tidak ada lagi pilihan hanya untuk sekedar pindah tempat. Jadi gue terpaksa untuk menulis di kafé yang bergelut dengan keramaian itu.


Akan banyak sekali distraksi yang didapat di tempat yang kayak gitu, daripada melawan distraksi tersebut supaya bisa membuat sesuatu, gimana kalo membuat sesuatu dari distraksi tersebut, lebih menarik bukan?

Dari situ gue mulai mikir kalo cikal bakal dari tercetusnya akun-akun media sosial “overheard blablabla”. Keren banget sih menurut gue, karena bisa menjadi sesutu yang bikin banyak orang relate dengan kontennya. Padahal sebenernya untuk membuat konten yang serupa bisa menggunakan medium yang lain dan outuputnya juga bisa macem-macem, bisa jadi cerpen, novel atau bisa jadi podcast.

Dasar gue aja yang nggak bisa lebih peka dengan sesuatu yang ada di sekitar, jadi cuma bisa dapet pusingnya doang karena nggak bisa fokus mengerjakan sesuatu karena adanya distraksi.

Kalo kalian termasuk tipe yang mana nih kalo boleh tau, share di kolom komentar ya atau share postingan ini ke media sosial kalian biar tau temen-temennya termasuk tipe yang mana juga.

Hatur nuhun..

Tidak ada komentar

Terima kasih sudah membaca tulisannya. Silakan beri komentar yang sopan dan tidak mengandung SARA. Jangan lupa mampir lagi ke sini. Hatur nuhun