Ternyata Begini Rasanya Naik Kereta Merak - Rangkasbitung

Udah tiga tahun lebih gue merantau di Merak Banten, tapi belum pernah nyobain pisan naik moda transportasi kereta, padahal jarak dari tempat tinggal ke stasiun nggak terlalu jauh, malah sering naik bis kalau mau bepergian lumayan jauh.

Alasan sebenernya bukan karena jarak ke stasiun juga sih, tapi karena emang nggak tau juga kalo di sini ada kereta penumpang, cuma bisa denger suaranya doang dan mengira kalo itu cuma kereta pengangkut barang buat ke pelabuhan, ternyata nggak gitu.

Long story short, minggu kemaren gue mengagendakan untuk pergi ke Rangkasbitung pake kereta. Niat awalnya mah cuma buat nyobain naik kereta doang, tapi ya daripada cuma kayak gitu mendingan sambil maen aja ke mana kek yang ada di sana.


Dari hasil sok-sok riset, gue dapet ide dari #WeekendGatelWay by @KrisnaERLG di twitter buat kemana-mananya kalo udah di Rangkasbitung. Tujuannya nggak banyak emang, tapi kayaknya cukup menarik daripada cuma turun dari kereta terus balik lagi. Tujuannya cuma dua, yaitu ke Museum Multatuli sama ke Perpustakaan Umum Saidja, sisanya ya paling ke Alun-alun sama ke Mesjid Agung.

Ini adalah kali kedua gue naik kereta setelah waktu pertama kali circa 2015 dengan tujuan Stasiun Lempuyangan, Jogjakarta. Rasanya mah masih excited seperti pertama kali, jugijag-gijug-gijag-gijugnya juga masih sama, nggak berubah jadi tronjal-tronjol. Harga tiketnya murah banget, nggak nyampe 80 juta, cuma tiga ribu rupiah.


Beberapa hal yang bikin enak dari naik kereta daripada naik bis adalah kita bisa melihat banyak hal yang nggak bisa dilihat oleh bis atau kendaraan lain yang nggak punya jalur khusus kayak kereta. Selain itu, naik kereta bisa jadi transportasi yang nyaman untuk baca buku dan yang paling penting adalah adanya colokan di setiap tempat duduknya, itu. Batre mah aman pisan lah pokoknya.


Ini salah satu pemandangan yang gue dapet selama perjalanan. Sesuatu hal yang baru buat gue, karena biasanya cuma ngeliat pabrik di sana-sini, kali ini bisa beneran ngeliat sawah yang membentang luas sejauh mata memandang.

Perjalanan dua jam dari Merak ke Rangkasbitung sama sekali nggak kerasa lama karena gue menikmati banget setiap jugijag-gijug-gijag-gijugnya. Obrolan seru selama perjalanan dengan temen gue juga menambah waktu perjalanan jadi singkat. Sisanya ya karena fasilitas keretanya yang udah cukup untuk membuat nyaman.

Suprise pisan sama kebersihan keretanya euy. Dari awal masuk gerbong sampe di stasiun akhir, gue nggak menemukan sampah berceceran, penumpangnya udah mulai sadar kebersihan juga kayaknya. Sempet ngeliat ada anak kecil yang numpahin air ke lantai gerbong dan nggak lama kemudian ada petugas kebersihan kereta yang sigap segera membersihkannya. Good job, sir!

Ada satu hal yang gue lupa, nggak nyobain pipis di toiletnya, jadi nggak tau kebersihan sama kelayakannya, tapi kalo dilihat dari keseluruhan awak keretanya mah bisa dipastikan toiletnya bersih dan layak juga.

Baca juga: Malam Pertama Gue Menaiki Kereta


Petugas kereta sudah memberi informasi bahwa kereta akan segera sampai di stasiun terakhir yaitu Stasiun Rangkasbitung. Gue dan temen gue bersiap mendekati pintu, begitu keluar gerbong tetiba kembali teringat waktu keluar dari gerbong di Stasiun Lempuyangan, Jogjakarta. Ah sudahlah.


Stasiun Rangkasbitung kala itu ramai sekali, sama seperti netizen yang mengomentari hal viral di media sosial. Lumayan chaos tapi masih bisa diatasi karena dialihkan oleh suasana dan pengalaman baru. Oh Ternyata Begini Rasanya Naik Kereta Merak - Rangkasbitung.

Ada yang pernah naik kereta dengan tujuan yang sama juga nggak nih?

8 komentar

  1. Wah aku malahan belum pernah sama sekali naik kereta, soalnya di daerah ku tidak ada tranportasi itu, hehe.

    Seru juga iya kayaknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, cobain deh mas kapan-kapan kalau ke tempat yang ada transportasi ini.

      Seru banget mas, apalagi kali pengalaman pertama.

      Hapus
  2. Dan gua belum pernah naikin kepala sekolah, sorry maksud gua naik kereta hehe

    BalasHapus
  3. Tapi kalau naik kereta kita nggak bisa ngelewatin jalan yang dilewatin sama bis :(

    *dislengkat*

    Gue belum pernah naik kereta di jawa bagian sono, nanti ajakin dong ndra.

    BalasHapus
    Balasan
    1. *slengkatin* *bolak balik*

      Yaudah sini, jangan ke singapore lau

      Hapus
  4. Gak ada dokumentasi suasana gerbongnya kah?

    BalasHapus

Terima kasih sudah membaca tulisannya. Silakan beri komentar yang sopan dan tidak mengandung SARA. Jangan lupa mampir lagi ke sini. Hatur nuhun